Wednesday, November 28, 2007

Cerita dari Sekolah (1): Tentang Tuhan

Dunia anak adalah dunia yang polos, kreatif, unik. Dari interaksi guru - anak, ada banyak hal yang mengandung hikmah, membuat kita merenung, membuka pemahaman kita untuk lebih bijak, dll. InsyaAllah "Cerita dari Sekolah" ini akan terbit berkala (kala ada cerita, kala sempat nulis, dan kala hal itu dirasa penting untuk ditulis..hehe..). Posting perdana hari ini bercerita tentang pandangan anak-anak akan Tuhan.

“Aku Tahu Kenapa Tuhan Cuma Satu !!!”
Sandra, siswa kelas 2 suatu hari melaporkan ‘penemuan’nya pada sang guru
Sandra : Bu, sekarang aku tahu kenapa tuhan itu satu
Guru : Oh ya, kenapa?
Sandra : karena kalo lebih dari satu jadinya HANTU
Guru : ???
Selanjutnya sambil ngeloyor pergi Sandra mengeluarkan kata “tu-HANTU –HANTU-HANTU-han…”

“Allah Melipat Apa ya??”
Nafisa, siswa kelas TK B pasca liburan Ramadhan bertanya hal ini pada gurunya
Nafisa : Bu, kali ini Allah melipat apa ya???
Guru : Maksudnya?

Nafisa : ‘Kan ketika bulan Ramadhan Allah melipat gandakan pahala, trus kalo bulan ini Allah melipat apa?

Tuesday, November 27, 2007

Buat para wanita

Tulisan ini aku dapatkan dari milist al-ikhwan, mdh2n bermanfaat.

Hati2 buat para wanita...!!

(juga buat para lelaki yang merasa punya wanita)

PERTAMA :

Katanya, sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap wanita. Yang terjadi seperti ini, seorang cewek melihat ada seorang anak kecil dijalanan sedang menangis. Merasa kasihan, ia menanyakan apa yg terjadi pada anak tersebut."Aku tersesat, bisakah mengantarku pulang?" Lalu anak kecil itu memberikan selembar kertas yg berisikan alamat rumahnya.Karena cewek itu termasuk orang yg baik hati, tidak menaruh curiga apa2 dan membawa anak tersebut ke alamat yg tertera.

Ketika tiba di "rumah" anak kecil itu, ia menekan bel, tiba2 ia kaget karena bel tersebut bertegangan tinggi dan lalu pingsan. Ketika ia terbangun pada hari berikutnya, ia mendapati dirinya dalam keadaan telanjang dalam sebuah rumah kosong Ia tidak pernah melihat wajah penyerangnya. Itulah sebabnya sekarang ini penindak krimal mencari
sasaran pada orang2 yg berbaik hati.

Jika terjadi masalah seperti ini :
JANGAN PERNAH MEMBAWA ANAK KECIL TERSEBUT KE TEMPAT YG DIMINTA. JIKA MASIH TERUS DIDESAK, BAWALAH ANAK TERSEBUT KE KANTOR POLISI.

Anak yg tersesat paling b agus dibawa ke kantor polisi..
Tolong sebarkan kepada teman2 kalian semua terutama yg cewek2, istri,
adik perempuan. HARAP BER-HATI2.

KEDUA :
Saya mendapat informasi penting dari seorang kawan. Please soon forward this such news ya...!!
Here's the issue as follows:

Telah beredar sebuah obat baru yang bernama "Progesterex" (you may check the internet for the availability) . Obat ini adalah pil kecil yang digunakan untuk mensterilisasi. Obat ini sekarang dipakai oleh para pemerkosa pada perayaan pesta, Pub, Discotique untuk memperkosa dan mensterilisasi korbannya.

Progesterex pada dasarnya dijual pada beberapa dokter hewan dan toko binatang, dan digunakan untuk mensterilkan hewan besar. Obat biasanya digunakan bersamaan dengan Rohypnol (Roofies) semacam obat bius pembeliannya harus menggunakan resep dokter (tahu sendiri dinegara yg tercinta" Indonesia , you have money you can buy almost
everything).

Rohypnol ini semacam effervescent tablet yang cepat larut didalam air. Pelaku hanya tinggal memasukan Rohypnol dan Progesterex kedalam minuman mereka berdua dan Korban tidak akan pernah ingat apa yang telah terjadi pada malam/pagi/siang/ sore itu dan Progesterex akan membuat si wanita TIDAK AKAN HAMIL, sehingga si pemerkosa akan tetap bebas berkeliaran without worry about having apaternity test indentifying him beberapa bulan kemudian.

Tetapi yang perlu diperhatikan, EFFECT PROGESTEREX TIDAK SEMENTARA.Progester ex dibuat untuk mensterilkan kuda,jerapah dan binatang besar lainnya. Setiap wanita yang telah meminumnya TIDAK AKAN
PERNAH MENGANDUNG LAGI SEUMUR HIDUPNYA. Jadi BERHATI-HATILAH bila pergi ke PUB atau CAFE atau dimanapun anda berada dan jangan menerima minum dari sembarang pria yang tidak anda kenal dengan baik.

Believe it or not, there is even a site on the internet for the drug, telling people how to use it. Please, Forward Email ini kepada setiap wanita yang kalian kenal, especially to young and naive girls.

Nb:
Keep yourself aware. There's too much nonsenses in this ugly world. Hold your conviction closer and don't be afraid to be a different kind of person.

Tuesday, October 30, 2007

fii ahsani taqwim

Suatu hari seorang teman curhat atas hatinya yang koyak. Betapa dia sangat terluka ketika orang yang diharapkan menjadi labuhan hatinya menghina wajahnya yang jelek, dengan kata, ”wajah kamu bonyok” sambil tertawa.


Seringkali, seseorang memang perlu curhat dan tanpa kita perlu memberikan solusi atas apa yang ia sampaikan. Namun, ijinkan saya menuliskan ini.


Betapa hari ini kita dicekoki dengan ukuran harga diri dari segi fisik semata. Banyak sinema yang menempatkan orang yang dari segi fisik tidak beruntung, misal wajahnya jelek, gemuk, giginya agak maju, dll sebagai peran orang yang berperangai buruk, miskin, pembantu, pecundang, dll.
Dan sebaliknya pada orang dengan fisik dan wajah yang enak dipandang.


Dengan gambaran seperti itu, kadang kita jadi terpengaruh dalam hal etika menghormati sesama.
Kita mengukur kebaikan dengan hanya ukuran fisik saja. Padahal Allah menciptakan manusia dalam sebaik2 penciptaan. Laqad kholaqnal insana fii ahsani taqwiim (sesungguhnya aku telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Maka masihkah kita mencela fisik manusia?


Begitupun, kita patut bersyukur atas apa yang telah Allah berikan pada kita. Yang pasti, wajah atau kondisi fisik secara keseluruhan bukanlah penghalang untuk meraih surga. Ibnu Mas’ud, betisnya yang kurus pernah menjadi bahan tertawaan. Tapi apa kata Rasulullah SAW menanggapi cemoohan itu? ”Sungguh kelak di akhirat, kedua betisnya jauh lebih berat dari bukit uhud.”


Atau kisah seorang laki-laki dari Baqi’ (kampung di pinggiran Madinah) yang pendek, hitam dan lebih jelek dari untanya ketika dia akan menshodaqohkan untanya yang cantik. Ada orang yang berseloroh melihat hal itu, ”Dia menshodaqohkan untanya? Padahal unta itu lebih bagus dari dirinya.” Dengan tegas Rasul langsung berkata, ”kamu sangat keliru, itu tidak benar.
Bahkan orang ini lebih baik dari dirimu dan dari untanya. Engkau keliru”. Rasulullah mengucapkan ini 3 kali.


Maka saudaraku..ketahuilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya keterbatasan/ kekurangan. Cuek aja dengan cekokan media atas berbagai citra kesempurnaan semu semisal : “kita harus selalu tampil sempurna, sepanjang waktu” citra itu misalnya jadilah ramping, tetap bugar, ikuti gaya terbaru.” Tips di bawah ini mudah2n membantu :

  1. Lepaskan keinginan untuk tampil sempurna

Ketahuilah bahwa Allah hanya menilai hati, bukan bentuk fisik manusia. Maka jangan lagi pusing dan susah payah lagi melakukan sesuatu yang menyiksa tubuh kita. Semisal sengaja memuntahkan makanan demi keinginan untuk tidak gemuk, membeli kosmetika tanpa pengetahuan yang benar hanya mengandalkan iklan semata, dll.

  1. kenali orang yang kita cintai / hormati

Cobalah untuk mengingat kembali orang2 yang ada di sekitar kita sepanjang hidup ini. Siapakah tempat kita bermanja? Tempat kita curhat? Siapa yang selalu bisa membuat kita bahagia? Adakah ketika kita bermanja, curhat dan terhibur itu, karena fisiknya yang sempurna atau isi hatinya yang bersih?

  1. kembangkan kualitas diri

Kesuksesan tidaklah dinilai dari keindahan fisik jika tidak didukung oleh terutama SQ dan EQ. Percuma saja punya wajah cakep tapi selalu cemberut, iri hati, dll.


Demikian yang bisa aku tuliskan mudah2n bermanfaat dan bisa mengobati luka hatimu.

Wednesday, October 24, 2007

Kenangan Bersama Ayah

Al-kisah, seorang ayah yang ngerasa sudah berada di ujung usia, memanggil dua orang anaknya dan berwasiat 3 hal, yaitu : 1.Setelah ayah meninggal, uruslah jenazah ayah dengan baik, 2.Bagilah harta peninggalan ayah sama rata, 3.Hendaklah kalian berdua mematuhi 2 hal berikut, yaitu jangan pernah terkena sinar matahari dan setiap kali makan kalian harus dengan ikan lebih dari 1.


Menyikapi wasiat tersebut, anak pertama melaksanakan wasiat itu mentah2.
Dia yang sebelumnya tergolong petani suskses tidak pernah lagi pergi ke sawah karena menghindari sinar mentari. Dia juga menjadi gemuk karena selalu makan dengan lebih dari 1 ikan. Dengan manajemen hidup yg demikian lambat laun hartanya habis terkuras hanya untuk hal yg sifatnya konsumtif. Anak ke dua ternyata berbeda penyikapannya. Dia yang memang tidak berbakat menjadi petani menjual hasil peninggalan sang ayah dan membuka sebuah toko di pasar, dia selalu berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Dia juga selalu membeli ikan kecil2 untuk makan. Jadilah sang adik menjadi saudagar yang kaya.


Karena tulisan ini bukan ingin ngebahas kisah di atas, maka silahkan disimpulkan sendiri hikmahnya. Itu salah satu cerita Bapak untuk kami, yang aku posting –pengennya-- pas hari ultah Bapak yang ke-62, 16 Agustus 2007 kemaren. Sayang, kesibukan tidak memungkinkan untuk itu.


Sejak kecil, pada hari2 tertentu (aku dah lupa hari apa aja) kami dan teman2 sekitar rumah biasa berkumpul sholat maghrib berjama’ah dan mendengarkan cerita Bapak. Di hari yg laen, Bapak akan sholat maghrib di masjid dan aku paling suka ikut karena pasti Beliau akan mendudukkanku di pundaknya yang mulia. Seneng deh, walaupun kadang karena gak tidur siang aku jadi tertidur pas sujud dan Bapak akan kerepotan menggendongku pulang.


Saat ultah adalah hari yang istimewa buat kami. Biasanya ibu akan menyiapkan makan malam yang istimewa dan kami menyiapkan kado sederhana buat yg ultah. Saat makan malam jg jd istimewa karena ada do’a khusus untuk yg ultah n ucapan selamat setelahnya dengan mencium pipi kanan, kiri dan kening. Next, makan malam dimulai.....


Bapak, dengan segala kesibukannnya : kerja, kuliah, organisasi tetap menyediakan waktu ba’da maghrib untuk kami. Hingga aku remaja dan mulai aktif di organisasi, Bapak tidak akan mengijinkan aku keluar rumah ba’da maghrib. Jarak maghrib – isya tu singkat, kalo mo rapat atau pengajian ya ba’da isya’, itu selalu kata beliau.


Bapak yang bukan orang jawa sering jadi bahan tertawaan kami karena logatnya. Meski begitu beliau gak pernah marah. Beliau orang yang suka memuji dan penuh toleransi (walaupun soal ini sering aku protes), sangat jarang marah, dan tidak pernah membentak.


Beliau juga tidak pernah mencela makanan.
Suatu kali ibu puasa sehingga tidak bisa mencicipi masakan. Ketika ibu berbuka baru ibu tahu kalo masakannya ke-asin-an. Ibu minta maaf, tp dengan santai Bapak bilang, ya itu kebetulan aja mutu garamnya bagus. Ha..ha..ada aja!


Di kali yang laen, ketika bertamu dan disguhin salak yang rada sepet, Bapak bisa maem lebih dari satu salak padahal ibu satu aja gak habis. Di perjalanan pulang, ibu nanya bapak dapet salaknya yg manis ya? Jawaban bapak pendek aja, enggak koq, sama aja. Nah lo?


Karena bapak juga manusia, maka tentu saja beliau tidak sempurna. Yang pasti, dulu beliau masih sok nyuri2 kesempatan untuk merokok. Beliau juga cenderung berantakan sampe sering bikin ibu sumpek (he..he..), tp kreatif jg tuh Bapak. Gara2 sering kena ’semprot’ karena bukunya yang sering berantakan beliau bikin lemari yg mejanya sekaligus berfungsi sebagai tutup. Jadi begitu selesai baca, langsung ditutup aja tanpa perlu merapikan. Kadang kalo kesusu, n butuh beberapa halaman dari bukunya...ya udah sobek aja...ha..ha... (kalo ke perpus, orang kayak gini membahayakan..ha..ha..sttt).


Keunikan Bapak itu, sering menginspirasi Ibu untuk membuat cerpen atau sekedar anekdot yang beberapa pernah dimuat di media.


Akhirnya, Met ultah Pak, Barakallah fi ’umurik.

’Hanya’ Ibu rumah tangga???

Heran aku pada orang yang selalu saja malu pada pekerjaannya yang ’hanya’ ibu rumah tangga. Mungkin saja karena sampai hari ini banyak yang mengidentikkan bahwa ibu rumah tangga adalah sosok perempuan ketinggalan jaman, tidak cerdas, cuma bisa bertindak pada wilayah domestik saja, dan segala cap negatif lainnya. Dan sejak aku menyadari bahwa Ibu rumah tangga (baca: Ibuku) tidaklah identik dengan hal2 buruk, aku selalu menuliskan pekerjaan ibuku adalah pendidik. Tentu bukan berarti aku mengamini pandangan umum tersebut, tp karena aku merasa bahwa ibuku bukanlah perempuan yang demikian.


Maha suci Allah yang telah menitipkan kepada perempuan sebuah tugas mulia, mendidik generasi. Dititipkannya rahim yang memungkinkannya menjalin kedekatan sejak dini dengan sang buah hati (Baca tulisanku ”Isyarat Cinta Dalam Makanan Kita”). Selanjutnya, aku cerita ibuku saja lah...


Ibu haruslah cerdas, karena dia adalah sekolah pertama bagi sang anak. Karena pendidikan meliputi banyak sisi maka seorang ibu harus pandai memasak, ini terkait dengan


Ibuku yang bekerja sebagai guru, tidak pernah membiarkan kami makan makanan yang dimasak oleh pembantu. Setiap jam istirahat beliau sempatkan untuk pulang dan menyiapkan makan siang untuk kami. Beliau juga sempat membuat kue2 sebagai konsekuensi tidak membiasakan kami jajan. Setiap lebaran tiba, beliau juga menjahit sendiri baju2 untuk kami. Soal model, gak kalah ma buatan toko deh! Beliau yang aktif di sebuah organisasi keagamaan dan kadang harus keluar kota, biasanya menitipkan pesan2 tertentu untuk kami. Bahasanya indah......


Ketika beliau tidak lagi bekerja, beliau lebih banyak berkreasi di rumah. Beliau yang dinamis (alias rada cepet bosen, he..he..) selalu punya kreatifitas yg ok. Ranjang besi yang beliau sdh bosen ngeliat teronggok di kamar, disulap jadi 1 set meja – kursi kecil untuk kami bersantai dan pot bunga bersusun yang indah. Botol bisa disulap jadi boneka. Kayaknya gak pernah ada barang yang tak berguna di tangan ibu.


Ketika usiaku sudah masuk usia mengaji (kalo gak salah kelas 2 SD), setiap sore aku pergi ke Musholla. Waktu itu, aku kesulitan dalam pelajaran khot (menulis arab) karena memang gak diajarin kaidahnya, sekedar meniru tulisan yang ada di Al-Qur’an (jaman itu belom ada iqro’ or metode2 yg sekarang sangat memudahkan. Ibu yang merasa itu tidak sesuai dengan metode pendidikan, nge-loby ke ta’mir musholla dan guru ngajiku untuk membuat madrasah dinniyah dengan kurikulum yang sesuai usia anak.


Singkat kata, terbentuklah ”Madrasah Dinniyah Awwaliyah”. Ibu menjadi Kepala Madrasah sekaligus guru bahasa arab.


Nah, seharusnya begitulah ibu rumah tangga. Dia punya tugas besar untuk mecerdaskan generasi. Bukan cuma anaknya, tp jg teman2 anaknya yg pasti akan mempengaruhi. Coba bayangkan, betapa menjadi ibu butuh pengetahuan dan ketrampilan yang sangat banyak. Iya kan???


Kemampuan beliau melihat potensi anak2nya jg bagus lo.. sampai2 kami sendiri yang menjuluki kami sekeluarga, bapak tu presiden, ibu perdana menteri, anak pertama menteri dalam negeri, anak kedua menteri keuangan, anak ketiga menteri pengairan, anak ke empat menteri luar negeri. Yang kelima waktu itu masih terlalu muda, jadi blm punya jabatan..he..he...


Buat Ibu yang selalu penuh inspirasi...jazakillah sudah mendidik kami sedemikian rupa. Btapa cintamu memang luar biasa.


Ibu lah yang membuat aku tidak putus asa menyelesaikan kuliah. Siapa yang tega mengecewakan beliau yang rela membuatkan aku bekal makan karena beliau tahu aku gak bisa makan kalo naik kendaraan umum. Beliau bangun sebelum shubuh nyiapkan itu. Yang sering kudengar sedang menangis dalam qiyamullail. Yang setia menungguku pulang dari penelitian yang kadang malem banget, yang selalu melepas kepergianku dengan do’a di kening (duh..jadi inget pas protes krn aku ngrasa do’a beliau kepanjangan hanya karena khawatir telat, padahal beliau doa tulus banget tuh...). beliau yg menyembunyikan kecewa di balik tangisnya melihat aku pulang dalam keadaan gagal.


Ibu yang dengan pengorbanannya yg luar biasa, kadang masih juga bertanya padaku, pernahkah kamu merasa Ibu ini pilih kasih? Duh....nggak pernah bu....Indi sayang Ibu, kangen selalu...kalo Indi gak bolehin Ibu nengokin indi ke Magelang krn indi menghawatirkan kesehatan ibu saja. Kesibukan hanyalah alasan yang Indi buat. Ketahuilah....Indi sangat kangeeeennn.


Sun sayank Indi dari jauh...Biar semua orang tahu bahwa Indi mencintai Ibu sedemikian rupa.....



Kata yang paling indah di bibir ummat manusia adalah kata ‘ibu’. Dan panggilan paling indah adalah ‘ibuku’. Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati (Kahlil Gibran)


ISYARAT CINTA PADA MAKANAN KITA

tulisan ini pernah aku kirim di blog bang Arif : http://abangariefsalman.blogspot.com

aku posting di sini karena ada kaitan dengan tulisan yg jg akan aku posting hari ini

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (80:24).

Al-kisah ketika seorang bayi akan dilahirkan di dunia, dia sangat khawatir akan keselamatan dan kebahagiaannya hingga terjadilah dialog antara si bayi dan Tuhannya sebagai berikut.

Bayi : “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?”

Tuhan : “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat dan mengasihimu.”

Bayi : “Tapi di sini, di surga ini, aku tak berbuat apa2, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.”

Tuhan : “Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.”

Bayi : “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?”

Tuhan : “Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia.”

Bayi : “Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”

Tuhan : “Malikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdo’a.”

Bayi : “Namun, ku dengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”

Tuhan : “Tenang, Malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu.”

Bayi : “Ya tuhan tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.”

Tuhan : “Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, aku akan selalu ada si sisimu.”

Bayi : “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku.”

Tuhan : “Nama Malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: “Ibu…”

Itulah Ibu, ‘malaikat pelindung’ yang telah Allah pilihkan untuk kita. Darinya kita mendapatkan makanan untuk pertama kali, bahkan ketika kita masih berbentuk janin. Penjelasan biologinya begini : Apabila zigot telah terbentuk dalam rahim, Allah swt, Maha Pemberi rizki, mengarahkannya ke tempat rizkinya yang telah disiapkan. Zigot ini menempel pada dinding rahim di tempat yang tepat baginya untuk menempel. Setelah menempel, batas antara zigot dengan dinding rahim seperti lebur dengan rancangan amat sempurna sehingga zigot ini mendapatkan hubungan langsung dengan darah ibu dan mendapatkan makanan dari makanan ibu. Hal ini berlangsung sampai janin keluar dari perut ibunya.

Fase selanjutnya adalah ketika sang bayi telah lahir dan tali pusatnya dipotong. Pun Allah masih mempercayakan pada Ibu untuk mengasup sumber makanan baru bagi bayi yaitu air susu ibu yang sebelum itu tidak ada. ASI mengandung zat-zat makanan yang bergizi seperti anti bodi, lemak, protein, beragam vitamin, dan zat-zat lain yang dibutuhkan bayi. Dengan tadbir (perencanaan) yang amat detil Allah swt menjadikan ASI amat sesuai dengan lambung bayi, dimana ASI semakin padat seiring dengan semakin kuatnya lambung bayi dalam menghancurkan zat makanan.

Maka dari penjelasan di atas bisa menjadi jelas bahwa melalui makanan Allah hendak mempertautkan kita dengan Ibu sedemikian rupa sehingga wajarlah jika beliaupun harus mendapatkan penghormatan tertinggi setelah Allah SWT.

Sunday, October 7, 2007

'met lebaran

taqabbalallahu minna wa minkum

Semoga amal kita diterima di sisi Allah SWT

Mohon maaf atas segala salah dan khilaf

dalam kata yang telah terucap
dalam mata yang tidak mampu memberi keteduhan
dalam telinga yang tidak bisa menjadi pendengar yg baik
dalam hati yang syak wasangka
dalam laku yang membuat luka

Mudah2n Allah mempertemukan kita dengan ramadhan yg akan datang