Tuesday, October 30, 2007

fii ahsani taqwim

Suatu hari seorang teman curhat atas hatinya yang koyak. Betapa dia sangat terluka ketika orang yang diharapkan menjadi labuhan hatinya menghina wajahnya yang jelek, dengan kata, ”wajah kamu bonyok” sambil tertawa.


Seringkali, seseorang memang perlu curhat dan tanpa kita perlu memberikan solusi atas apa yang ia sampaikan. Namun, ijinkan saya menuliskan ini.


Betapa hari ini kita dicekoki dengan ukuran harga diri dari segi fisik semata. Banyak sinema yang menempatkan orang yang dari segi fisik tidak beruntung, misal wajahnya jelek, gemuk, giginya agak maju, dll sebagai peran orang yang berperangai buruk, miskin, pembantu, pecundang, dll.
Dan sebaliknya pada orang dengan fisik dan wajah yang enak dipandang.


Dengan gambaran seperti itu, kadang kita jadi terpengaruh dalam hal etika menghormati sesama.
Kita mengukur kebaikan dengan hanya ukuran fisik saja. Padahal Allah menciptakan manusia dalam sebaik2 penciptaan. Laqad kholaqnal insana fii ahsani taqwiim (sesungguhnya aku telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Maka masihkah kita mencela fisik manusia?


Begitupun, kita patut bersyukur atas apa yang telah Allah berikan pada kita. Yang pasti, wajah atau kondisi fisik secara keseluruhan bukanlah penghalang untuk meraih surga. Ibnu Mas’ud, betisnya yang kurus pernah menjadi bahan tertawaan. Tapi apa kata Rasulullah SAW menanggapi cemoohan itu? ”Sungguh kelak di akhirat, kedua betisnya jauh lebih berat dari bukit uhud.”


Atau kisah seorang laki-laki dari Baqi’ (kampung di pinggiran Madinah) yang pendek, hitam dan lebih jelek dari untanya ketika dia akan menshodaqohkan untanya yang cantik. Ada orang yang berseloroh melihat hal itu, ”Dia menshodaqohkan untanya? Padahal unta itu lebih bagus dari dirinya.” Dengan tegas Rasul langsung berkata, ”kamu sangat keliru, itu tidak benar.
Bahkan orang ini lebih baik dari dirimu dan dari untanya. Engkau keliru”. Rasulullah mengucapkan ini 3 kali.


Maka saudaraku..ketahuilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya keterbatasan/ kekurangan. Cuek aja dengan cekokan media atas berbagai citra kesempurnaan semu semisal : “kita harus selalu tampil sempurna, sepanjang waktu” citra itu misalnya jadilah ramping, tetap bugar, ikuti gaya terbaru.” Tips di bawah ini mudah2n membantu :

  1. Lepaskan keinginan untuk tampil sempurna

Ketahuilah bahwa Allah hanya menilai hati, bukan bentuk fisik manusia. Maka jangan lagi pusing dan susah payah lagi melakukan sesuatu yang menyiksa tubuh kita. Semisal sengaja memuntahkan makanan demi keinginan untuk tidak gemuk, membeli kosmetika tanpa pengetahuan yang benar hanya mengandalkan iklan semata, dll.

  1. kenali orang yang kita cintai / hormati

Cobalah untuk mengingat kembali orang2 yang ada di sekitar kita sepanjang hidup ini. Siapakah tempat kita bermanja? Tempat kita curhat? Siapa yang selalu bisa membuat kita bahagia? Adakah ketika kita bermanja, curhat dan terhibur itu, karena fisiknya yang sempurna atau isi hatinya yang bersih?

  1. kembangkan kualitas diri

Kesuksesan tidaklah dinilai dari keindahan fisik jika tidak didukung oleh terutama SQ dan EQ. Percuma saja punya wajah cakep tapi selalu cemberut, iri hati, dll.


Demikian yang bisa aku tuliskan mudah2n bermanfaat dan bisa mengobati luka hatimu.

1 comment:

Anonymous said...

yach...setuju. inner beauty tetap akan dilihat orang lain, tanpa perlu kita poles dengan macam-macam mark up yang akan menyiksa....