Wednesday, November 28, 2007

Cerita dari Sekolah (1): Tentang Tuhan

Dunia anak adalah dunia yang polos, kreatif, unik. Dari interaksi guru - anak, ada banyak hal yang mengandung hikmah, membuat kita merenung, membuka pemahaman kita untuk lebih bijak, dll. InsyaAllah "Cerita dari Sekolah" ini akan terbit berkala (kala ada cerita, kala sempat nulis, dan kala hal itu dirasa penting untuk ditulis..hehe..). Posting perdana hari ini bercerita tentang pandangan anak-anak akan Tuhan.

“Aku Tahu Kenapa Tuhan Cuma Satu !!!”
Sandra, siswa kelas 2 suatu hari melaporkan ‘penemuan’nya pada sang guru
Sandra : Bu, sekarang aku tahu kenapa tuhan itu satu
Guru : Oh ya, kenapa?
Sandra : karena kalo lebih dari satu jadinya HANTU
Guru : ???
Selanjutnya sambil ngeloyor pergi Sandra mengeluarkan kata “tu-HANTU –HANTU-HANTU-han…”

“Allah Melipat Apa ya??”
Nafisa, siswa kelas TK B pasca liburan Ramadhan bertanya hal ini pada gurunya
Nafisa : Bu, kali ini Allah melipat apa ya???
Guru : Maksudnya?

Nafisa : ‘Kan ketika bulan Ramadhan Allah melipat gandakan pahala, trus kalo bulan ini Allah melipat apa?

Tuesday, November 27, 2007

Buat para wanita

Tulisan ini aku dapatkan dari milist al-ikhwan, mdh2n bermanfaat.

Hati2 buat para wanita...!!

(juga buat para lelaki yang merasa punya wanita)

PERTAMA :

Katanya, sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap wanita. Yang terjadi seperti ini, seorang cewek melihat ada seorang anak kecil dijalanan sedang menangis. Merasa kasihan, ia menanyakan apa yg terjadi pada anak tersebut."Aku tersesat, bisakah mengantarku pulang?" Lalu anak kecil itu memberikan selembar kertas yg berisikan alamat rumahnya.Karena cewek itu termasuk orang yg baik hati, tidak menaruh curiga apa2 dan membawa anak tersebut ke alamat yg tertera.

Ketika tiba di "rumah" anak kecil itu, ia menekan bel, tiba2 ia kaget karena bel tersebut bertegangan tinggi dan lalu pingsan. Ketika ia terbangun pada hari berikutnya, ia mendapati dirinya dalam keadaan telanjang dalam sebuah rumah kosong Ia tidak pernah melihat wajah penyerangnya. Itulah sebabnya sekarang ini penindak krimal mencari
sasaran pada orang2 yg berbaik hati.

Jika terjadi masalah seperti ini :
JANGAN PERNAH MEMBAWA ANAK KECIL TERSEBUT KE TEMPAT YG DIMINTA. JIKA MASIH TERUS DIDESAK, BAWALAH ANAK TERSEBUT KE KANTOR POLISI.

Anak yg tersesat paling b agus dibawa ke kantor polisi..
Tolong sebarkan kepada teman2 kalian semua terutama yg cewek2, istri,
adik perempuan. HARAP BER-HATI2.

KEDUA :
Saya mendapat informasi penting dari seorang kawan. Please soon forward this such news ya...!!
Here's the issue as follows:

Telah beredar sebuah obat baru yang bernama "Progesterex" (you may check the internet for the availability) . Obat ini adalah pil kecil yang digunakan untuk mensterilisasi. Obat ini sekarang dipakai oleh para pemerkosa pada perayaan pesta, Pub, Discotique untuk memperkosa dan mensterilisasi korbannya.

Progesterex pada dasarnya dijual pada beberapa dokter hewan dan toko binatang, dan digunakan untuk mensterilkan hewan besar. Obat biasanya digunakan bersamaan dengan Rohypnol (Roofies) semacam obat bius pembeliannya harus menggunakan resep dokter (tahu sendiri dinegara yg tercinta" Indonesia , you have money you can buy almost
everything).

Rohypnol ini semacam effervescent tablet yang cepat larut didalam air. Pelaku hanya tinggal memasukan Rohypnol dan Progesterex kedalam minuman mereka berdua dan Korban tidak akan pernah ingat apa yang telah terjadi pada malam/pagi/siang/ sore itu dan Progesterex akan membuat si wanita TIDAK AKAN HAMIL, sehingga si pemerkosa akan tetap bebas berkeliaran without worry about having apaternity test indentifying him beberapa bulan kemudian.

Tetapi yang perlu diperhatikan, EFFECT PROGESTEREX TIDAK SEMENTARA.Progester ex dibuat untuk mensterilkan kuda,jerapah dan binatang besar lainnya. Setiap wanita yang telah meminumnya TIDAK AKAN
PERNAH MENGANDUNG LAGI SEUMUR HIDUPNYA. Jadi BERHATI-HATILAH bila pergi ke PUB atau CAFE atau dimanapun anda berada dan jangan menerima minum dari sembarang pria yang tidak anda kenal dengan baik.

Believe it or not, there is even a site on the internet for the drug, telling people how to use it. Please, Forward Email ini kepada setiap wanita yang kalian kenal, especially to young and naive girls.

Nb:
Keep yourself aware. There's too much nonsenses in this ugly world. Hold your conviction closer and don't be afraid to be a different kind of person.

Tuesday, October 30, 2007

fii ahsani taqwim

Suatu hari seorang teman curhat atas hatinya yang koyak. Betapa dia sangat terluka ketika orang yang diharapkan menjadi labuhan hatinya menghina wajahnya yang jelek, dengan kata, ”wajah kamu bonyok” sambil tertawa.


Seringkali, seseorang memang perlu curhat dan tanpa kita perlu memberikan solusi atas apa yang ia sampaikan. Namun, ijinkan saya menuliskan ini.


Betapa hari ini kita dicekoki dengan ukuran harga diri dari segi fisik semata. Banyak sinema yang menempatkan orang yang dari segi fisik tidak beruntung, misal wajahnya jelek, gemuk, giginya agak maju, dll sebagai peran orang yang berperangai buruk, miskin, pembantu, pecundang, dll.
Dan sebaliknya pada orang dengan fisik dan wajah yang enak dipandang.


Dengan gambaran seperti itu, kadang kita jadi terpengaruh dalam hal etika menghormati sesama.
Kita mengukur kebaikan dengan hanya ukuran fisik saja. Padahal Allah menciptakan manusia dalam sebaik2 penciptaan. Laqad kholaqnal insana fii ahsani taqwiim (sesungguhnya aku telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Maka masihkah kita mencela fisik manusia?


Begitupun, kita patut bersyukur atas apa yang telah Allah berikan pada kita. Yang pasti, wajah atau kondisi fisik secara keseluruhan bukanlah penghalang untuk meraih surga. Ibnu Mas’ud, betisnya yang kurus pernah menjadi bahan tertawaan. Tapi apa kata Rasulullah SAW menanggapi cemoohan itu? ”Sungguh kelak di akhirat, kedua betisnya jauh lebih berat dari bukit uhud.”


Atau kisah seorang laki-laki dari Baqi’ (kampung di pinggiran Madinah) yang pendek, hitam dan lebih jelek dari untanya ketika dia akan menshodaqohkan untanya yang cantik. Ada orang yang berseloroh melihat hal itu, ”Dia menshodaqohkan untanya? Padahal unta itu lebih bagus dari dirinya.” Dengan tegas Rasul langsung berkata, ”kamu sangat keliru, itu tidak benar.
Bahkan orang ini lebih baik dari dirimu dan dari untanya. Engkau keliru”. Rasulullah mengucapkan ini 3 kali.


Maka saudaraku..ketahuilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya keterbatasan/ kekurangan. Cuek aja dengan cekokan media atas berbagai citra kesempurnaan semu semisal : “kita harus selalu tampil sempurna, sepanjang waktu” citra itu misalnya jadilah ramping, tetap bugar, ikuti gaya terbaru.” Tips di bawah ini mudah2n membantu :

  1. Lepaskan keinginan untuk tampil sempurna

Ketahuilah bahwa Allah hanya menilai hati, bukan bentuk fisik manusia. Maka jangan lagi pusing dan susah payah lagi melakukan sesuatu yang menyiksa tubuh kita. Semisal sengaja memuntahkan makanan demi keinginan untuk tidak gemuk, membeli kosmetika tanpa pengetahuan yang benar hanya mengandalkan iklan semata, dll.

  1. kenali orang yang kita cintai / hormati

Cobalah untuk mengingat kembali orang2 yang ada di sekitar kita sepanjang hidup ini. Siapakah tempat kita bermanja? Tempat kita curhat? Siapa yang selalu bisa membuat kita bahagia? Adakah ketika kita bermanja, curhat dan terhibur itu, karena fisiknya yang sempurna atau isi hatinya yang bersih?

  1. kembangkan kualitas diri

Kesuksesan tidaklah dinilai dari keindahan fisik jika tidak didukung oleh terutama SQ dan EQ. Percuma saja punya wajah cakep tapi selalu cemberut, iri hati, dll.


Demikian yang bisa aku tuliskan mudah2n bermanfaat dan bisa mengobati luka hatimu.

Wednesday, October 24, 2007

Kenangan Bersama Ayah

Al-kisah, seorang ayah yang ngerasa sudah berada di ujung usia, memanggil dua orang anaknya dan berwasiat 3 hal, yaitu : 1.Setelah ayah meninggal, uruslah jenazah ayah dengan baik, 2.Bagilah harta peninggalan ayah sama rata, 3.Hendaklah kalian berdua mematuhi 2 hal berikut, yaitu jangan pernah terkena sinar matahari dan setiap kali makan kalian harus dengan ikan lebih dari 1.


Menyikapi wasiat tersebut, anak pertama melaksanakan wasiat itu mentah2.
Dia yang sebelumnya tergolong petani suskses tidak pernah lagi pergi ke sawah karena menghindari sinar mentari. Dia juga menjadi gemuk karena selalu makan dengan lebih dari 1 ikan. Dengan manajemen hidup yg demikian lambat laun hartanya habis terkuras hanya untuk hal yg sifatnya konsumtif. Anak ke dua ternyata berbeda penyikapannya. Dia yang memang tidak berbakat menjadi petani menjual hasil peninggalan sang ayah dan membuka sebuah toko di pasar, dia selalu berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Dia juga selalu membeli ikan kecil2 untuk makan. Jadilah sang adik menjadi saudagar yang kaya.


Karena tulisan ini bukan ingin ngebahas kisah di atas, maka silahkan disimpulkan sendiri hikmahnya. Itu salah satu cerita Bapak untuk kami, yang aku posting –pengennya-- pas hari ultah Bapak yang ke-62, 16 Agustus 2007 kemaren. Sayang, kesibukan tidak memungkinkan untuk itu.


Sejak kecil, pada hari2 tertentu (aku dah lupa hari apa aja) kami dan teman2 sekitar rumah biasa berkumpul sholat maghrib berjama’ah dan mendengarkan cerita Bapak. Di hari yg laen, Bapak akan sholat maghrib di masjid dan aku paling suka ikut karena pasti Beliau akan mendudukkanku di pundaknya yang mulia. Seneng deh, walaupun kadang karena gak tidur siang aku jadi tertidur pas sujud dan Bapak akan kerepotan menggendongku pulang.


Saat ultah adalah hari yang istimewa buat kami. Biasanya ibu akan menyiapkan makan malam yang istimewa dan kami menyiapkan kado sederhana buat yg ultah. Saat makan malam jg jd istimewa karena ada do’a khusus untuk yg ultah n ucapan selamat setelahnya dengan mencium pipi kanan, kiri dan kening. Next, makan malam dimulai.....


Bapak, dengan segala kesibukannnya : kerja, kuliah, organisasi tetap menyediakan waktu ba’da maghrib untuk kami. Hingga aku remaja dan mulai aktif di organisasi, Bapak tidak akan mengijinkan aku keluar rumah ba’da maghrib. Jarak maghrib – isya tu singkat, kalo mo rapat atau pengajian ya ba’da isya’, itu selalu kata beliau.


Bapak yang bukan orang jawa sering jadi bahan tertawaan kami karena logatnya. Meski begitu beliau gak pernah marah. Beliau orang yang suka memuji dan penuh toleransi (walaupun soal ini sering aku protes), sangat jarang marah, dan tidak pernah membentak.


Beliau juga tidak pernah mencela makanan.
Suatu kali ibu puasa sehingga tidak bisa mencicipi masakan. Ketika ibu berbuka baru ibu tahu kalo masakannya ke-asin-an. Ibu minta maaf, tp dengan santai Bapak bilang, ya itu kebetulan aja mutu garamnya bagus. Ha..ha..ada aja!


Di kali yang laen, ketika bertamu dan disguhin salak yang rada sepet, Bapak bisa maem lebih dari satu salak padahal ibu satu aja gak habis. Di perjalanan pulang, ibu nanya bapak dapet salaknya yg manis ya? Jawaban bapak pendek aja, enggak koq, sama aja. Nah lo?


Karena bapak juga manusia, maka tentu saja beliau tidak sempurna. Yang pasti, dulu beliau masih sok nyuri2 kesempatan untuk merokok. Beliau juga cenderung berantakan sampe sering bikin ibu sumpek (he..he..), tp kreatif jg tuh Bapak. Gara2 sering kena ’semprot’ karena bukunya yang sering berantakan beliau bikin lemari yg mejanya sekaligus berfungsi sebagai tutup. Jadi begitu selesai baca, langsung ditutup aja tanpa perlu merapikan. Kadang kalo kesusu, n butuh beberapa halaman dari bukunya...ya udah sobek aja...ha..ha... (kalo ke perpus, orang kayak gini membahayakan..ha..ha..sttt).


Keunikan Bapak itu, sering menginspirasi Ibu untuk membuat cerpen atau sekedar anekdot yang beberapa pernah dimuat di media.


Akhirnya, Met ultah Pak, Barakallah fi ’umurik.

’Hanya’ Ibu rumah tangga???

Heran aku pada orang yang selalu saja malu pada pekerjaannya yang ’hanya’ ibu rumah tangga. Mungkin saja karena sampai hari ini banyak yang mengidentikkan bahwa ibu rumah tangga adalah sosok perempuan ketinggalan jaman, tidak cerdas, cuma bisa bertindak pada wilayah domestik saja, dan segala cap negatif lainnya. Dan sejak aku menyadari bahwa Ibu rumah tangga (baca: Ibuku) tidaklah identik dengan hal2 buruk, aku selalu menuliskan pekerjaan ibuku adalah pendidik. Tentu bukan berarti aku mengamini pandangan umum tersebut, tp karena aku merasa bahwa ibuku bukanlah perempuan yang demikian.


Maha suci Allah yang telah menitipkan kepada perempuan sebuah tugas mulia, mendidik generasi. Dititipkannya rahim yang memungkinkannya menjalin kedekatan sejak dini dengan sang buah hati (Baca tulisanku ”Isyarat Cinta Dalam Makanan Kita”). Selanjutnya, aku cerita ibuku saja lah...


Ibu haruslah cerdas, karena dia adalah sekolah pertama bagi sang anak. Karena pendidikan meliputi banyak sisi maka seorang ibu harus pandai memasak, ini terkait dengan


Ibuku yang bekerja sebagai guru, tidak pernah membiarkan kami makan makanan yang dimasak oleh pembantu. Setiap jam istirahat beliau sempatkan untuk pulang dan menyiapkan makan siang untuk kami. Beliau juga sempat membuat kue2 sebagai konsekuensi tidak membiasakan kami jajan. Setiap lebaran tiba, beliau juga menjahit sendiri baju2 untuk kami. Soal model, gak kalah ma buatan toko deh! Beliau yang aktif di sebuah organisasi keagamaan dan kadang harus keluar kota, biasanya menitipkan pesan2 tertentu untuk kami. Bahasanya indah......


Ketika beliau tidak lagi bekerja, beliau lebih banyak berkreasi di rumah. Beliau yang dinamis (alias rada cepet bosen, he..he..) selalu punya kreatifitas yg ok. Ranjang besi yang beliau sdh bosen ngeliat teronggok di kamar, disulap jadi 1 set meja – kursi kecil untuk kami bersantai dan pot bunga bersusun yang indah. Botol bisa disulap jadi boneka. Kayaknya gak pernah ada barang yang tak berguna di tangan ibu.


Ketika usiaku sudah masuk usia mengaji (kalo gak salah kelas 2 SD), setiap sore aku pergi ke Musholla. Waktu itu, aku kesulitan dalam pelajaran khot (menulis arab) karena memang gak diajarin kaidahnya, sekedar meniru tulisan yang ada di Al-Qur’an (jaman itu belom ada iqro’ or metode2 yg sekarang sangat memudahkan. Ibu yang merasa itu tidak sesuai dengan metode pendidikan, nge-loby ke ta’mir musholla dan guru ngajiku untuk membuat madrasah dinniyah dengan kurikulum yang sesuai usia anak.


Singkat kata, terbentuklah ”Madrasah Dinniyah Awwaliyah”. Ibu menjadi Kepala Madrasah sekaligus guru bahasa arab.


Nah, seharusnya begitulah ibu rumah tangga. Dia punya tugas besar untuk mecerdaskan generasi. Bukan cuma anaknya, tp jg teman2 anaknya yg pasti akan mempengaruhi. Coba bayangkan, betapa menjadi ibu butuh pengetahuan dan ketrampilan yang sangat banyak. Iya kan???


Kemampuan beliau melihat potensi anak2nya jg bagus lo.. sampai2 kami sendiri yang menjuluki kami sekeluarga, bapak tu presiden, ibu perdana menteri, anak pertama menteri dalam negeri, anak kedua menteri keuangan, anak ketiga menteri pengairan, anak ke empat menteri luar negeri. Yang kelima waktu itu masih terlalu muda, jadi blm punya jabatan..he..he...


Buat Ibu yang selalu penuh inspirasi...jazakillah sudah mendidik kami sedemikian rupa. Btapa cintamu memang luar biasa.


Ibu lah yang membuat aku tidak putus asa menyelesaikan kuliah. Siapa yang tega mengecewakan beliau yang rela membuatkan aku bekal makan karena beliau tahu aku gak bisa makan kalo naik kendaraan umum. Beliau bangun sebelum shubuh nyiapkan itu. Yang sering kudengar sedang menangis dalam qiyamullail. Yang setia menungguku pulang dari penelitian yang kadang malem banget, yang selalu melepas kepergianku dengan do’a di kening (duh..jadi inget pas protes krn aku ngrasa do’a beliau kepanjangan hanya karena khawatir telat, padahal beliau doa tulus banget tuh...). beliau yg menyembunyikan kecewa di balik tangisnya melihat aku pulang dalam keadaan gagal.


Ibu yang dengan pengorbanannya yg luar biasa, kadang masih juga bertanya padaku, pernahkah kamu merasa Ibu ini pilih kasih? Duh....nggak pernah bu....Indi sayang Ibu, kangen selalu...kalo Indi gak bolehin Ibu nengokin indi ke Magelang krn indi menghawatirkan kesehatan ibu saja. Kesibukan hanyalah alasan yang Indi buat. Ketahuilah....Indi sangat kangeeeennn.


Sun sayank Indi dari jauh...Biar semua orang tahu bahwa Indi mencintai Ibu sedemikian rupa.....



Kata yang paling indah di bibir ummat manusia adalah kata ‘ibu’. Dan panggilan paling indah adalah ‘ibuku’. Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati (Kahlil Gibran)


ISYARAT CINTA PADA MAKANAN KITA

tulisan ini pernah aku kirim di blog bang Arif : http://abangariefsalman.blogspot.com

aku posting di sini karena ada kaitan dengan tulisan yg jg akan aku posting hari ini

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (80:24).

Al-kisah ketika seorang bayi akan dilahirkan di dunia, dia sangat khawatir akan keselamatan dan kebahagiaannya hingga terjadilah dialog antara si bayi dan Tuhannya sebagai berikut.

Bayi : “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?”

Tuhan : “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat dan mengasihimu.”

Bayi : “Tapi di sini, di surga ini, aku tak berbuat apa2, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.”

Tuhan : “Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.”

Bayi : “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?”

Tuhan : “Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia.”

Bayi : “Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”

Tuhan : “Malikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdo’a.”

Bayi : “Namun, ku dengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”

Tuhan : “Tenang, Malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu.”

Bayi : “Ya tuhan tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.”

Tuhan : “Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, aku akan selalu ada si sisimu.”

Bayi : “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku.”

Tuhan : “Nama Malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: “Ibu…”

Itulah Ibu, ‘malaikat pelindung’ yang telah Allah pilihkan untuk kita. Darinya kita mendapatkan makanan untuk pertama kali, bahkan ketika kita masih berbentuk janin. Penjelasan biologinya begini : Apabila zigot telah terbentuk dalam rahim, Allah swt, Maha Pemberi rizki, mengarahkannya ke tempat rizkinya yang telah disiapkan. Zigot ini menempel pada dinding rahim di tempat yang tepat baginya untuk menempel. Setelah menempel, batas antara zigot dengan dinding rahim seperti lebur dengan rancangan amat sempurna sehingga zigot ini mendapatkan hubungan langsung dengan darah ibu dan mendapatkan makanan dari makanan ibu. Hal ini berlangsung sampai janin keluar dari perut ibunya.

Fase selanjutnya adalah ketika sang bayi telah lahir dan tali pusatnya dipotong. Pun Allah masih mempercayakan pada Ibu untuk mengasup sumber makanan baru bagi bayi yaitu air susu ibu yang sebelum itu tidak ada. ASI mengandung zat-zat makanan yang bergizi seperti anti bodi, lemak, protein, beragam vitamin, dan zat-zat lain yang dibutuhkan bayi. Dengan tadbir (perencanaan) yang amat detil Allah swt menjadikan ASI amat sesuai dengan lambung bayi, dimana ASI semakin padat seiring dengan semakin kuatnya lambung bayi dalam menghancurkan zat makanan.

Maka dari penjelasan di atas bisa menjadi jelas bahwa melalui makanan Allah hendak mempertautkan kita dengan Ibu sedemikian rupa sehingga wajarlah jika beliaupun harus mendapatkan penghormatan tertinggi setelah Allah SWT.

Sunday, October 7, 2007

'met lebaran

taqabbalallahu minna wa minkum

Semoga amal kita diterima di sisi Allah SWT

Mohon maaf atas segala salah dan khilaf

dalam kata yang telah terucap
dalam mata yang tidak mampu memberi keteduhan
dalam telinga yang tidak bisa menjadi pendengar yg baik
dalam hati yang syak wasangka
dalam laku yang membuat luka

Mudah2n Allah mempertemukan kita dengan ramadhan yg akan datang

Friday, September 7, 2007

Solusi Sederhana

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun
masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Contohnya...
Kasus 1
Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang.
Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong.
Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat
dari bahan kertas yang ringan.

Kasus 2
Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka
menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena.
Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia?
Mereka menggunakan pensil!

Kasus 3
Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk memecahkan masalah ini.
Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan
bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari keluhan pelanggan adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".

Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Solution), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.

Fokuslah pada SOLUSI, bukan PROBLEM !

Dikirim oleh Zainnuri (9/7/2007 8:16:56)

Berapa lama Kita dikubur?

Renungan hari ini semoga bermanfaat…

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yg kebesaran melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulut untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah Pemakaman Umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965" "Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya... "Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah...", kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ." Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910" "Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya.

"Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, Ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa di neraka", kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?" Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?", mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya. Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk . Meneteskan air mata... Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi Wa inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur.

Dikirim oleh Zainnuri(9/6/2007 12:58:28 AM)

Friday, August 17, 2007

Kematian yang tak terduga

Pernahkah kita bertanya tentang bagaimana akhir kehidupan kita? Sungguh, kita semua pasti menginginkan hidup bahagia, dan mati dalam keadaan husnul khotimah. Namun, tentu hal itu tidak lepas dari upaya yang kita lakukan semasa hidup kita.

Video berikut adalah gambaran dari akhir kehidupan yg tak terduga. Mudah-mudahan menjadi bahan renungan buat kita semua.
Gus Yan's Gallery - فيــدي Layar Tancep

Wednesday, August 1, 2007

Bagaimana Citra Dirimu???

“Citra adalah gambaran sebuah potret diri. Apa yang kita kenakan, apa yang kita katakan, apa yang kita kerjakan, dan apa yang menjadi prinsip hidup kita, semua hal ini membentuk kesan keseluruhan”

Apa yang keluar dari mulut manusia adalah gambaran dari jiwa dan pikirannya. Maka kita mengenal 4 tipe manusia di dunia ini.
- Manusia yang berpikiran luas, yang dibicarakan adalah ide dan gagasan
- Manusia yang berpikiran biasa, yang dibicarakan melulu peristiwa-peristiwa
- Manusia yang berpikiran sempit, yang dibicarakan adalah semua hal tentang manusia, misalnya gaya makan, kesukaan, dll
- Manusia yang berpikiran dangkal, yang dibicarakan adalah dirinya sendiri
Kata orang bijak, bertemanlah dengan orang yang berpikiran luas atau biasa, dan hindarilah manusia yang berpikiran sempit dan dangkal

Perempuan juga terdiri dari 4 kelompok yaitu :
- Perempuan sempurna, cantik di luar dan cantik di dalam
- Perempuan standar, wajah biasa tapi cantik di dalam
- Perempuan yang jutek, wajah cantik tapi sikap jelek
- Perempuan yang kasihan, wajah standar dan sikapnya buruk.

Kecantikan fisik akan hilang 10 atau 20 tahun yang akan datang, akan tetapi inner beauty akan tetap jadi milik kita. INNER BEAUTY adalah kecantikan yang terpancar dari dalam hati nurani atau bahasa Al Qur’annya adalah TAQWA, “…Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS.49:13).

Sebagai manusia kita dituntut untuk merawat yang sudah Allah anugerahkan untuk kita. Sejauh apa yang kita upayakan untuk cantik tidak merubah ciptaan Allah maka itu boleh saja kita lakukan. Berpenampilan menarik diawali dengan menjaga kebersihan. Jadi biasakanlah membersihkan diri secara benar-benar bersih, rawatlah tubuh dengan teratur (lulur, scrub) paling sedikit 1 x seminggu. Beri perhatian khusus pada bagian-bagian yang tertutup pakaian (tumit, siku, punggung, tengkuk dan lain-lain). Dan yang penting adalah “Membersihkan Pikiran” dengan selalu “Memelihara Pikiran Positif”, karena Kebersihan Pikiran memancarkan “Inner Beauty”

Peliharalah kesehatan dengan cukup tidur dan istirahat, makan makanan bergizi, minum air putih sebanyak-banyaknya dan minum vitamin atau jamu yang dibutuhkan tubuh kita, juga berolah raga secara teratur. Perhatikan juga sikap tubuh (posture) berupa sikap berdiri, sikap duduk, sikap berjalan, dan sikap tubuh pada saat melakukan pekerjaan gerak reflek.

Ada 10 hal yang merusak penampilan, yaitu :
1. Menggunakan kalimat yang Kasar dan Vulgar
2. Kurangnya Perbendaharaan Kata yang Baik
3. Cekikikan atau Tertawa yang Tidak Pantas
4. Menghindari Sentuhan Tangan (Kecuali karena faktor Agama, Adat Istiadat atau Kesehatan)
5. Menyembunyikan Tangan/Berlagak Sibuk
6. Mengunyah sesuatu setiap saat
7. Mengeluarkan Bunyi-bunyian dari Tenggorokan
8. Sikap Tubuh (Posture) yang tidak benar
9. Menggunakan Bahasa Tubuh (Body Language) yang tidak baik
10. Tidak menghiasi wajah dengan Senyum

Cantiklah juga dalam ucapan, gunakan magic words : Terima kasih, maaf, tidak apa-apa, sebaiknya, minta tolong, silahkan, permisi.

Nah, bagaimana citra diri kita? Termasuk perempuan yang mana kita?

Ketika…

Tulisan ini aku dapet dari ‘seseorang’ yang aku gak tau siapa tepatnya. Karena aku merasa ini perlu dibagi untuk yang laen makanya aku posting aja. Tapi...maafkan..karena aku gak tau apa judul yang tepat untuk tulisan ini.

Keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah akan melahirkan generasi yang sholih – sholihah, maka beberapa hal berikut penting untuk jadi panduan :

Ketika akan menikah : Janganlah mencari isteri, tetapi carilah ibu bagi anak-anak kita. Janganlah mencari suami, tetapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

Ketika melamar : Anda bukan sedang meminta kepada orangtua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orangtua/wali si gadis.

Ketika akad nikah : Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah.

Ketika resepsi pernikahan : Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendo’akan anda, karena anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berpikir untuk bercerai karena menyia-nyiakan do’a mereka.

Sejak malam pertama : BERSYUKUR DAN BERSABARLAH. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat

Selama menempuh hidup berkeluarga : Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melulu jalan bertabur bunga tapi juga semak belukar yang penuh dengan onak dan duri

Ketika biduk rumah tangga oleng : Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan.

Ketika belum memiliki anak : Cintailah isteri atau suami anda 100%.

Ketika telah memiliki anak : Jangan bagi cinta anda kepada suami/isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

Ketika ekonomi keluarga belum membaik : Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

Ketika ekonomi membaik : Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

Ketika anda adalah suami : Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan anda.

Ketika anda adalah isteri : Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

Ketika mendidik anak : Jangan pernah berpikir bahwa orangtua yang baik adalah orangtua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orangtua yang baik adalah orangtua yang jujur kepada anak.

Ketika anak bermasalah : Yakinlah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orangtuanya.

Ketika ada Pria Idaman Lain (PIL) : Jangan diminum, cukupkanlah suami sebagai obat.

Ketika ada Wanita Idaman Lain (WIL) : Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

Ketika memilih potret keluarga : Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga masjid.

Ketika ingin langgeng harmonis : Gunakanlah formula 6 K, KETAQWAAN, KASIH SAYANG, KESETIAAN, KOMUNIKASI DIALOGIS, KETERBUKAAN, KEJUJURAN

Wednesday, July 25, 2007

KEIMANANKU

Ini nasyid yang aku suka banget, aku betah selama di sekolah cuma muter nasyid ini aja. Temen2 sampe ngasih julukan tu nasyid sebagai sound track ruanganku. Alasanku satu aja koq, syairnya bagus.

Andai matahari
Di tangan kananku
Takkan mampu mengubah yakinku
Terpatri dan takkan terbeli
Dalam lubuk hati

Bilakah rembulan
Di tangan kiriku
Takkan sanggup mengganti imanku
Jiwa dan raga ini apapun adanya

Andaikan seribu siksaan
Terus melambai-lambaikan derita yang mendalam
Seujung rambutpun aku takkan bimbang
Jalan ini yang kutempuh

Bilakah ajal kan menjelang
Jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan
Cintaku hanyalah untukmu
Tetapkan muslimku selalu

Buat kamu yang penasaran pengen muter ni nasyid boleh kirim email ke aku, ntar tak kirim deh!!!

DIA TAK ‘KAN KAU MILIKI SELAMANYA…(Kado 5)

Memulai berumahtangga ternyata tidak selalu sudah ada cinta sebelumnya…ini pengakuan teman-temanku yang sudah menikah. Mungkin yang ini termasuk yang berprinsip, “Cinta bisa datang dengan menghayati datangnya sebab.”

Mencintai adalah memberi perhatian tanpa syarat. Karenanya mencintai bukanlah sesuatu yang instan, ia butuh ketekunan, proses, dan waktu. Mencintai juga membutuhkan kesabaran dalam menjalankan prosesnya untuk mendapatkan hasil seperti yang kita inginkan.

Dan…ketika kita mulai mencintai seseorang, ingin rasanya dia menjadi milik kita dan sebaliknya kita menjadi miliknya. Ini adalah hal yang fithrah, sebagaimana seorang ulama dari Mesir, Hasan Al-Banna pernah berkata, “Jiwa manusia pada hakikatnya penuh dengan cinta. Ia harus memiliki arah yang menjadi labuhan bagi curahan cintanya. Saya tidak melihat seorangpun yang lebih mulia dari emosi cintaku selain seorang sahabat yang ruhnya menyatu dengan ruhku sehingga dengan sepenuh hati kuberikan cintaku padanya dan kuutamakan dia untuk menerima persahabatan ini”.

Namun demikian, sebesar apapun rasa cinta kita, Rasulullah mengingatkan, “Cintailah siapa saja yang kamu sukai, namun sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya”.

KEBERSAMAAN DALAM MENDIDIK BUAH HATI…(Kado 4)

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mendidik anak hanya tanggungjawab istri. Padahal gak bisa demikian, buah hati adalah generasi yang dimanahkan di pundak suami-istri secara bersama-sama.
"Mendidik anak itu lebih baik daripada bersedekah secupak." (HR Thirmidzy).
"Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yg lebih baik daripada (pendidikan) yg baik dan adab yg mulia." (HR At-Tirmidzy) "
Berlaku baiklah terhadap anak-anakmu dan ajarkanlah mereka adab yg baik" (HR Ibn Majah) "
Bila seorang meninggal, terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: amal jariah, ilmu yg bermanfaat, dan anak yg soleh yg berdoa untuknya." (HR Muslim)
Keberhasilan dalam memilih pasangan yang sholih/sholihah akan berbanding lurus dengan keberhasilan dalam pernikahan dan upaya mendidik anak dengan tarbiyah Islamiyah yg diharapkan. Sebisa mungkin, anak-anak tidak mendengar pertengkaran orangtuanya, karena hal itu secara langsung akan mempengaruhi kondisi kejiwaannya. Karena itu, tanggung jawab ortu yg pertama dalam pendidikan anak-anak adalah membangunkan rumah tangga yang harmonis (baiti jannati). Rumah ‘jannah’ akan menghasilkan generasi sholih, sebagaimana firman-Nya:"Dan orang-orang yg berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa." (QS 25:74)
Anak-anak lahir dalam keadaan fitrah. Tarbiyah yang baik akan menjadikannya sholih, sebaliknya rumah yang tidak membuatnya nyaman karena pertengkaran sang ibu dan ayah menjadikan hilang kefitrahannya. Rasulullah SAW telah bersabda:"Anak-anak itu lahir dalam keadaan fitrah, adalah ibu bapaknya yg menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari dan Muslim).
Oya, satu lagi nih. Ada syair yang indah tentang pendidikan anak berikut ini :
Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan
Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia belajar tentang iman
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia
(Dorothy Law Nolte)

RUMAHKU…SURGAKU…(Kado 3)

“Baiti Jannati” adalah cita-cita bagi setiap pasangan. Karenanya setiap pasangan harus menciptakan rumah sebagai ‘sarang’ tempat mereka selalu ingin pulang. Untuk menciptanya butuh proses, kesabaran, perjuangan, bahkan pengorbanan dan juga ILMU. Dan ini bukan cuma tugas istri lho…

Setiap kita boleh takut kehilangan pasangan hidup kita, tapi pasangan hidup kita juga harus merasa TAKUT KEHILANGAN KITA. So..?

Perempuan dalam rumah tangga, secara domestik punya peran yang tidak kecil ataupun sampingan. Ia adalah istri, ibu rumah tangga, sahabat suami dan anak-anak, teman diskusi, dan bahkan bisa menjadi pencari nafkah tambahan. Karenanya ia adalah mitra sejajar suaminya dan sahabat anak-anaknya serta manajer dalam rumah tangganya.

Perempuan setelah menikah harus tetap menggali minat dan bakatnya, karena ia harus jadi sahabat dan teman diskusi yang cerdas dan bernas. Ia paham isu-isu social kemasyarakatan dan hal-hal yang up to date. Bukan cuma asyik diajakin ngobrol soal resep masakan or bunga di taman.

Selain itu, sebagai bagian dari masyarakat, ia juga punya peran public karena ia juga punya tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anaknya. Namun demikian, ia harus menampilkan kemuslimahannya, tidak boleh melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Laki-laki sebagai suami, otomatis harus mendukung pengembangan potensi buat istrinya. Wah..sory..gak bisa jelasin panjang nih!

Aku punya kenalan yang –subhanallah—upayanya mencipta Surga Dunia demikian kuat. Sedikit cerita tentang dia. Suatu hari pas aku silaturahim ke rumahnya,,,tiba2 ada telepon dari sang suami. Setelahnya, dia pamit ma aku untuk mempersiapkan diri menyambut suami, berwudlu, pake lipstik ‘n bedak tipis, dan (ini yang aku rada ‘kaget’) pake bando (tentu aja tanpa jilbab)…Ketika dia kembali membersamaiku, dia berbisik (mungkin karena ngeliat raut mukaku yang heran abizzz) “Suamiku suka kalo aku dandan kayak gini.” Oooo. Selanjutnya mengalirlah cerita tentang kesetiaan sang Suami ketika pasca melahirkan anak pertama --waktu aku ketemu itu, anaknya udah 3-- karena kondisi kesehatan, dokter menyarankan untuk tidak berhubungan badan selama sekian bulan, ‘n suaminya setia banget sampe kadang harus tidur di sofa..bla..bla..bla…

Ada kisah lain. Suatu hari di sebuah Pelatihan aku tertarik ma seorang peserta, ibu-ibu yang semangat banget. Waktu itu aku menaksir usianya 40-an. Aku jadi kenalan dan ternyata…usianya baru awal 30-an, anaknya baru 1. Aku heran luar biasa karena dia emang keliatan dah tua, beberapa giginya juga udah tanggal. Jadilah akhirnya kami ngobrol seputar kesehatan reproduksi, perawatan kesehatan selama masa hamil dan setelah melahirkan.

Ya...memang menikah butuh ilmu yang gak sedikit.

KARENA KITA BERBEDA…(Kado 2)

Dua insan dari ‘planet’ yang berbeda bertemu dalam satu ‘wadah’, apa jadinya? Susah gak ya? Hal ini jadi sesuatu yang gak pernah habis untuk dibahas, banyak buku ‘n diskusi yang digelar tentang hal ini. Misalnya aja “Man from Venus, Girl from Earth” (eh..yang ini aku belom baca loh..Cuma diceritain aja..)

Yang pasti, harus ada saling memahami antara laki-laki dan perempuan (baca: suami – istri). Saling mengetahui perbedaan masing-masing akan sangat membantu. Liat aja perbandingan di bawah ini :
Laki-laki : Cenderung menggunakan logika, Menganggap penting keahlian, Berpikir menyelesaikan masalah, Merasa dicintai jika dipercaya, Meringankan beban dengan diam, Kurang suka ungkapan verbal.
Perempuan : Cenderung menggunakan perasaan, Menganggap penting kebersamaan, Memberi nasihat tanpa diminta, Merasa dicintai jika diperhatikan, Meringankan beban dengan bicara, Suka ungkapan verbal.

Yang lain lagi, Batas ambang rasa aman terhadap masalah pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.

Karena beberapa perbedaan itu, ketrampilan komunikasi menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari oleh masing-masing. Bahkan sebuah survey membuktikan (wah..kuis banget…!) bahwa 70% permasalahan rumah tangga disebabkan oleh kegagalan berkomunikasi. Kegagalan berkomunikasi ini bisa disebabkan oleh beberapa factor, antara lain kultur, pemahaman dan ketrampilan.

Yup, menikah emang harus diawali dengan kesadaran bahwa kita beda ‘n dengan menikah kita sedang bersepakat untuk mempertemukan 2 pemikiran, 2 sudut pandang, 2 karakteristik, 2 kebiasaan, 2 keluarga besar dan 2 kebudayaan. Siap nikah berarti siap menerima perbedaan. Siap menerima perbedaan ini juga harus dibarengi dengan kemauan untuk berubah, keinginan untuk mengenal lebih jauh, siap menerima pasangan apa adanya, dan kesiapan untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan kebutuhan bersama.

‘KAN TERCIPTA HARMONI…(Kado 1)

Bulan Juli kayaknya jadi bulan pernikahan di kalangan teman-temanku. Jadinya beberapa tulisanku yang bakal diposting hari ini adalah ‘kado’ buat mereka. InsyaAllah akan ada 5 ‘kado’ (maksud hati sih pengen nyaingin trilogi buku “Kado Pernikahan Untuk Istri”-ku nya Fauzil Adhim…ha..ha..jauh banget ya………).

Harmoni atau keserasian/keselarasan dalam sebuah keluarga atau istilah islaminya sakinah, mawaddah wa rahmah adalah impian setiap pasangan, setiap keluarga. Ustadz Cahyadi Takariawan, ada 5 (Lima) Prinsip yang akan menjadikan Rumah Tangga harmonis (keterangannya ditambah2in pake bahasa sendiri _gpp ya ustadz), yaitu :
1. Menguatkan Motivasi
Menikah adalah ibadah kepada Allah, untuk merealisasikan ketaatan kepada-Nya dan menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Kekuatan motivasi –ini kata beliau– amatlah dahsyat untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Motivasi akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang muncul.
2. Bersama Allah dalam Rumah Tangga
Kehidupan rumah tangga bagi seorang manusia adalah kehidupan unik yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Onak dan duri, selain cinta dan kasih akan senantiasa mewarnai hari-harinya. “Kejutan-kejutan” ini akan membuatnya putus asa, kecuali ia selalu memohon pertolongan Allah dalam menghadapi setiap ‘kejutan’ alias permasalahan yang muncul.
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan” (Al Anfal: 24).
“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka” (Al Anfal : 63).
3. Menjaga Orientasi Syari’ah
Maqashid (tujuan, maksud, arahan) syari’ah senantiasa berorientasi kepada hadirnya kemaslahatan dalam segala aspek, dengan menutup peluang munculnya kemudharatan. Ini yang harus dipahami oleh semua orang. Bahwa kehidupan tidak hanya diatur oleh fikih semata, namun banyak sisi ajaran lain yang saling melengkapi. Fikih ibarat setimba air yang diambil dari sumur syari’ah yang tidak pernah kering.
Dalam pernikahan, ada satu syariat yang tidak pernah sepi diperbincangkan, yaitu soal poligami. Banyak yang mengatakan bahwa poligami adalah sunnah Rasul, tapi amat sedikit yang mengatakan bahwa monogami pun sunnah Rasul. Padahal, 25 tahun Rasulullah SAW hidup bermonogami, hanya sedikit sisa usia beliau yang berpoligami.
Ketika seseorang mulai ‘tergoda’ untuk berpoligami, menjaga orientasi syari’ah harus menjadi perhatiannya. Bahwa tujuan menikah adalah mendapatkan Sakinah (ketenangan), Mawaddah (cinta kasih) dan Rahmah (kasih sayang). Karenanya, walaupun suami tidak harus ijin pada istri, jika istri keberatan maka suami harus kembali bertanya “apa orientasinya menikah?”
Kisah yang dialami Fathimah –putri Rasulullah– dan Ali cukuplah menjadi contoh dalam memutuskan persoalan ini.
4. Indahnya Sikap Adil
Sikap adil adalah bagian yang sangat penting dalam menjaga kebahagiaan rumah tangga. Tidak akan ada cinta dan bahagia apabila tidak ada keadilan dalam kehidupan rumah tangga.
Lawan dari adil adalah zhalim. Seberapapun besar rasa bahagia di malam zafaf dan malam-malam pertama bagi sepasang pengantin, hal itu akan segera sirna apabila kezhaliman telah muncul.
Ada peran yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Peran yang telah diatur dengan syari’at haruslah dijalankan sesuai dengan ketentuan, sedangkan yang belum ditetapkan secara pasti harus di-komunikasi-kan dan di-musyawarah-kan.
Dalam hal ini cukuplah kita jadikan teladan kisah Umar yang ridha dimarahi oleh sang istri. Katanya, “Saya tetap sabar (atas perbuatannya), karena memang itu kewajiban saya. Istri sayalah yang memasakkan makanan saya, membuatkan roti untuk saya, mencucikan pakaian, dan menyusui anak saya, sedang semua itu bukanlah kewajibannya. Di samping itu hati saya merasa tenang (untuk tidak melakukan perbuatan haram). Karena itulah saya tetap bersabar atas perbuatannya itu.” Demikian penjelasan Umar ketika ditanya kenapa dia diam saja dimarahi sang istri.
5. Musyawarah dan Keterbukaan
Sedemikian penting musyawarah dalam pendangan Islam, sampai seorang khalifah bisa dicopot dari jabatannya oleh ahlul halli wal aqdi yang mengangkatnya, karena meninggalkan musyawarah. Seorang pemimpin cukuplah dikatakan sebagai rezim diktator atau tiran yang sewenang-wenang, lantaran ia meninggalkan musyawarah dalam mengambil kebijakan.
Sebagai aplikasi dalam kehidupan rumah tangga, tentu saja suami sebagai qowwam (pemimpin) tidak boleh semena-mena terhadap istrinya. Jangan sampai ke-tidak ridho-annya jadi dalih yang bisa membuat sang istri tertekan karena kekhawatiran dilaknat oleh Malaikat.

Tuesday, June 26, 2007

TUHAN SEMBILAN SENTI

Membaca sajak ini, mengingatkanku pada mas dan adek yang sampai saat ini masih merokok. Walaupun mereka jarang melakukannya di dalam rumah, gak pernah dilakukan saat kita ngumpul…tak urung hatiku sedih. Dan buat siapa aja yang sampai hari ini masih merokok ‘n punya niatan berhenti cuma gak tau kapan, mudah-mudahan sajak karya Taufiq Ismail ini bisa menggugah mereka,,,,,

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tidak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
hansip – bintara – perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya
kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe, di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan
hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergulul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita di sebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan
nikotin yang paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekalipun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola, mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk
sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengan mereka terselip
berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 buahnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok
dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda terbanyak kelompok
ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashbus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada
zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagiahan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil
yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan
ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati
karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang
korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil
itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada
tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyu’ dan fana dalam nikmat
lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

KARENA SETIAP ANAK BERBEDA

Tulisan berikut aku ringkaskan dari tulisan Fauzil Adhim yang dimuat di Majalah Hidayatullah edisi Juli 2005.

Ada studi menarik. Dari 120.000 orang yang dianggap sebagai tokoh-tokoh berpengaruh, sebagian besar ternyata bukan anak pertama. Tapi mereka juga bukan anak terakhir.

Anak-anak pertama bukannya tidak berhasil, tapi umumnya kurang memiliki kemampuan inovasi. Sikap kritis juga kurang berkembang sebagimana anak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

Tapi bukan anak terakhir. Anak-anak bungsu kerapkali memiliki ketergantungan yang cukup besar pada orang lain, cenderung manja, tidak mandiri, dan kurang mampu menentukan sikap dengan cepat dan mantap.

Itulah kenyataannya…anak-anak cenderung berbeda karakter dan cara berpikirnya karena urutan kelahiran. Walaupun, sebenarnya ini bukan akibat langsung, karena ada peran orang tua di sana. Karenanya menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Kecenderungan alamiah orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya harus dibarenagi dengan kekuatan pemahaman dan keluasan wawasan dalam hal pendidikan anak dan kepengasuhan, kehati-hatian dan usaha yang kuat untuk bersikap adil pada anak.

Orang tua punya kewajiban untuk memberikan kasih sayang secara proporsional kepada setiap anak. Hingga urutan kelahiran anak, jumlah anak, dst tidak akan menjadikan anak-anak kita berlaku sibling rivalry (persaingan antar saudara). Persaingan yang dimaksud adalah persaingan perhatian misalnya, akibat salah satu dari mereka merasa terabaikan, kurang kasih sayang, dll.

Anak tunggal, anak pertama atau anak bungsu yang mendapat pendidikan secara tepat dari orang tua yang memiliki kepekaan, kewaspadaan terhadap perkembangan serta bekal ilmu yang memadai insyaAllah bisa menjadi pribadi yang berpengaruh. Imam Syafi’I yang anak tunggal telah membuktikan hal itu. Dan ingat juga nasihat Umar bin Khaththab, kita tidak tahu mana di antara anak-anak kita yang paling besar barakahnya.
Note : Buat yang belom married (aku juga sih, he..he..), tulisan ini bukan bermaksud menjadikan kalian makin takwa –takut walimah- lho…

Chat..jangan sekedar tebar pesona

Aku baru tertarik chatting kalo gak salah pada bulan April 2007 lalu. Waktu itu, aku jadi bagian finishing soal mid semester II. Karena ngerjainnya sampe malem (jadi kepaksanya nginep di sekolah), aku ngisi waktu nungguin editor soal sambil chat.

Di dunia chatter seringkali memberikan info yang salah tentang diri, status, dll jadi hal yg biasa aja. Termasuk waktu itu…aku. Itu terjadi cukup lama sampai aku sadar bahwa chat sama aja dengan bicara, jadi…g boleh boong donk.

Ya, bagaimanapun boong tetap boong. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS.61:2-3).

Yang laen lagi, harusnya gak berlebihan. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai pembicaraan yang berlebihan. Maka Allah mencerahkan wajah seseorang yang berbicara menurut kebutuhan saja.” (HR. Muslim).

Sabda beliau selanjutnya, “Lisan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Jika ada manfaat baginya, ia berbicara dan jika dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa saja yang ia maui.” (HR. Bukhari – Muslim).

Ya..tulisan ini ‘skedar nyampein uneg2 bahwa chat sama aja dg bicara secara langsung, so g perlu dipolitisir alias g perlu pake boong or tebar pesona demi dapet temen chat yang ok. Skaligus permohonan maaf buat temen2 yang udah tak boongin… Terakhir, tempatkan kemajuan teknologi pada tempatnya.

Monday, June 25, 2007

KETIKA HARUS MEMILIH

Setiap kita, sejak kecil pasti telah membuat sekian banyak pilihan dalam hidup kita. Bahkan ketika kita belum sepenuhnya sadar akan itu. Contohnya aja ketika kita ngadepin tes, kan ada soal multiple choice tuh..he..he..

Sekarang, ketika kita telah beranjak dewasa..memilih menjadi bukan sekedar keharusan tapi juga kesadaran. Walaupun kadang itu teramat sulit buat kita. Peribahasanya sih seperti makan buah simalakama… Pada kondisi seperti ini pun kita tetap harus menentukan pilihan, walaupun harus ada yang dikorbankan dan kita harus siap memikul resikonya.

Sungguh, betapa berat berada dalam kondisi seperti itu. Betapa kadang pengennya kita tidak memilih apapun dari sekian banyak pilihan yang ada. Tapi..sadarkah kita..bahwa tidak memilih pun adalah pilihan?

Sehingga, yang terpenting dalam hal ini sebenarnya adalah meminta petunjuk pada Allah pilihan terbaik yang akan menjadi keputusan kita. Dan memohon kekuatan untuk menanggung resiko dari pilihan itu.

Note : Jazakallah abang…dah ngingetin soal konsep ini

Sunday, June 24, 2007

SUKSES MELEWATI MASA REMAJA

Aku memang tidak lagi remaja. Tapi rasa cintaku tergugah melihat kondisi remaja hari ini sehingga aku merasa perlu menuliskan ini.

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban, Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
(QS.Ar-Ruum:54)

Dunia remaja bukanlah dunia yang sederhana. Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa usia remaja merupakan usia pancaroba / peralihan dari keadaan lemah yang pertama menuju pada keadaan kuat. Senada dengan itu, para ahli bahkan menyebut masa remaja sebagai fase yang paling rumit dalam kehidupan manusia (the most sophisticated phase in human life).

Masa ini sangatlah menentukan untuk kehidupan selanjutnya, yaitu masa dewasa. Padahal, remaja adalah orang-orang yang sedang mencari identitas diri, sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang atraktif, sensitif terhadap lingkungan dan mudah melakukan perubahan. Kondisi inilah yang kemudian menempatkan remaja sebagai sasaran empuk globalisasi dengan berbagai efek negatifnya.

Di sisi lain, remaja diyakini sebagai pilar kebangkitan dan penerus estafet perjuangan bangsa. Sebuah pepatah Arab menyatakan "Syubbanul yaum rijalul ghad– pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan."

Kondisi ini menempatkan remaja pada situasi yang ‘serba salah’. Di satu sisi masyarakat mempunyai harapan yang besar pada remaja, sedangkan di sisi yang lain remaja dianggap sebagai biang segala permasalahan.

Atas kondisi itu, kita yang tidak lagi remaja harusnya bertanggung jawab melakukan upaya penjagaan moral dan menginternalkan nilai-nilai Islam, yang akan memberi arahan kepada para remaja menuju kematangan usia (dewasa) dan dalam menentukan jatidiri (tahdidul hawiyyah).

Kata Dia Tentang Aku

Suatu malam pas barengan lembur menyiapkan Akreditasi Sekolah aku dapet secarik kertas dari temenku yang tulisannya begini :
10 Maret, Cenderung diam, pemalu, ga’ banyak bicara, namun kamu menilai setiap hal yang kamu lihat dan menyimpannya dalam hati. Ntar kalo’ ada apa-apa, bisa meledak seperti bom waktu. Serem ya. So, jangan coba-coba membuatnnya sakit hati. Dia gak nyubit koq, diam aja dan menerima. Jika sudah menumpuk, baru dech keluar taringnya,….ngamuk berat!! Seorang yang pasti gak suka jika dirinya buat bahan perbandingan. Jika dia mengerjakan sesuatu, gak perlu dinilai bagus atau jelek. Kamu bakal fine-fine aja koq. Karena semua tugas kamu selesaikan dengan teliti, diam dan tuntas. Kamu juga ogah ngegosip, cenderung diam, gak banyak omong. Kamu lebih suka memakai logika dan realita, daripada menduga-duga hal yang gak pasti. Asyik diajak kemana aja, mau susah atau senang santai aja. Gak suka menuntut fasilitas atau kebendaan, suka menerima tantangan apa aja dan kalem banget. Diam memang salah satu karakter kuat. Biarpun stress menghadapi cobaan, gak akan menunjukkan pada orang lain, akan mencoba menyelesaikannya sendiri dan pantang menyerah. Cocoknya dekat dengan orang-orang yang suka musik, seni dan sastra. Lebih mementingkan inner beauty atau kesamaan berpikir daripada fisik. Jadi kamu cocok yang gak banyak gaya tapi smart. Punya indera penciuman tajam, buat urusan hati.

Aku jadi senyum ‘n ketawa sendiri membacanya. Itu penilaian ‘kembaran’-ku yang menurutku gak semuanya benar. But entahlah…kadang orang emang butuh masukan dari yang lain untuk menilai dirinya. Barangkali saat yang tepat untuk bercermin, mempertahankan yang baik dan memperbaiki yang jelek. Ok deh, thanks ya…

Note : Mengenang penilaian sang ‘kembaran’ buat aku

Saturday, June 23, 2007

NASEHAT AYAH YANG SHOLIH

Seorang yang sholih memberi nasehat kepada anaknya :
Wahai anakku….
Jika engkau dihadapkan pada kebutuhan untuk bersahabat dengan seseorang,
Maka bersahabatlah dengan orang
Yang bila engkau melayaninya dia akan menjagamu,
Dan jika engkau menemaninya dia akan membahagiakanmu

Bertemanlah dengan orang yang
Jika engkau mengulurkan tanganmu dia akan menyambutnya dengan uluran paling baik
Jika dia melihat kebaikan pada dirimu dia akan menghargainya
Jika dia melihat kejelekanmu dia akan menutupinya

Bersahabatlah dengan orang yang
Jika engkau memintanya, dia akan memberi
Jika engkau mengalami kebuntuan, dia akan membukakan wawasan padamu
Jika engkau mengalami keterpurukan, dia akan menghiburmu

Bertemanlah dengan orang yang
Jika engkau berkata dia bisa mempercayaimu dan
Jika kalian berdua sedang berusaha meraih sesuatu dia bisa memimpinmu
Namun jika kalian berdua bertengkar dalam satu masalah dia cenderung bisa mengalah

UNTUKMU GENERASI HARAPAN ISLAM

Wahai saudaraku sekalian
Ketahuilah bahwa hidup ini adalah perputaran siang dan malam
Bukan hanya pergantian lapar dan kenyang, ada dan tidak
Bukan hanya pilihan antara suka dan tidak suka, cinta dan benci
Bukan hanya aktualisasi emosi dan nafsu, kerakusan dan kekuasaan
Hidup ini jauh lebih dari sekedar itu

Wahai saudara,
Ketahuilah bahwa kemuliaan itu mahal dan kerendahan itu hina
Ketinggian itu berat dan kenistaan itu murah
Ketahuilah bahwa hidup ini menjadi tak berarti tanpa perjuangan
Dan perjuangan akan sia-sia tanpa kebenaran
Perjuangan dinilai dari pengorbanan
Dan pengorbanan ditentukan oleh keikhlasan
Cinta membutuhkan pembuktian
Dan pembuktian tak berarti tanpa kesungguhan dan ketulusan

Wahai generasi,
Ketahuilah kebenaran adalah cahaya
Dan kebatilan adalah kegelapan,
Tak akan pernah keduanya bersatu
Bahkan saling menghilangkan
Perjuangan yang benar adalah perjuangan yang berhujjah, terorganisir,
terpola dan membumi
Kedewasaan adalah kesabaran, ketabahan dan kerja keras
Kebijaksanaan adalah keberanian, pengendalian emosi dan perhitungan
Keperkasaan adalah kekuatan menghadapi kedhaliman,
Kesetiaan melindungi si lemah dan pemaaf
Dan kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman

Wahai pemuda-pemudi Islam,
Apa yang bergemuruh di dadamu?
Apa yang bergulat di otakmu?
Apa yang bergolak di emosimu?
Apa yang terobsesi di mimpimu?
Kepalan jarimu masihkah kencang?
Sorot matamu masihkan tajam?
Teriakanmu masihkan lantang?
Semangatmu masihkah membara?
Idealismemu masihkah menjulang?
Jiwamu masihkah perkasa?

Wahai….
Aku tantang engkau untuk berlari, mendaki
Setinggi apakah engkau mampu?
Aku tantang engkau untuk bekerja, bertualang
Sehebat apakah engkau?
Aku tantang engkau untuk mengarungi samudra
Sebesar apakah kesabaranmu?
Di antara sekian banyak kesediahn dan kekhawatiranku
Masih ada secercah harapan ‘kan terwujud:
Kita menjadi ‘satu’ untuk menuju Yang Satu

Ya Allah, maafkanlah semua kesalahan kami dan ampunilah dosa kami,
Satukanlah hati dan langkah kami
Curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepada kami
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku sandarkan semua harapanku,
Engkau Maha Mengetahui isi hati hamba-Mu
Rengkuhlah aku dalam cinta dan kasih sayang-Mu

Note : puisi ini aku dapatkan sudah lamaa bgt, kalo gak salah dari buku panduan mentoring agama Islam FK UI

Thursday, June 21, 2007

SURGA DUNIA

Kalo ada yang bertanya padaku tentang surga dunia; aku akan jawab..masa kecilku. Tentu aja bareng 4 sodara n ibu-bapak.

Dari rumah aku mengenal keteraturan, kretifitas, disiplin, ketinggian cita-cita dan tanggungjawab; cukup dari nama-nama yang disematkan pada masing2 kami dan aturan2 yang ada di rumah.

Ber-5 nama kami diawali huruf I M ; Indah Mahmudah, Irma Mufidah, Irfan Mahmudi, Indria Mahsunah dan Indra Mahfudi.

Ibuku yang lembut, tegas tapi agak cerewet selalu punya aturan n target untuk kami. Misalnya..kapan kami harus bisa sebuah pekerjaan rumah tertentu. Mana baju buat maen, mana baju sore, baju tidur, dll. Biar penuh aturan gitu, kami g ngrasa terbebani tuh! Hebat!
Bapak cecnderung pendiam tapi penuh wibawa selalu mendukung 'program' yang ditetapkan ibu. Bahkan, beliau rela tidak lagi merokok, agar surga itu sempurna bagi kami.

Diskusi tentang banyak hal menjadi bagian yang indah buat kami, di mana aja kami ketemu, di meja makan, di ruang tamu, di teras. Pengetahuan beliau yang luas membuat kami betah diskusi n curhat banyak hal.

Wednesday, June 20, 2007

Berapa Harga Makanan Kita

Ahad kemaren, pas ngelepas lelah setelah outbond sambil chat di sekolah, ada temen yang cerita sebuah pengalamannya ketika berangkat ke sekolah.

Dia beli sendok sayur dari batok kelapa yang harganya murah banget, cuma 500 perak sebijinya. Padahal betapa beratnya dagangan yang dia bawa jauh dari tempat dia tinggal.

Yang kemudian terpikir olehku...krn baru aja aku makan2 ma temen2 di "Ayam Goreng Bu Tatik" yang udah terkenal banget di Magelang...berapa duit yang udah terbuang (untungnya sih aku ada yang bayarin--he..he..)? Kalo buat si penjual sendok sayur itu, berapa banyak sendok sayur yg harus dijualnya untuk bisa menikmati enaknya makan ayam goreng di sana?

Uhh..aku jadi harus banyak bersyukur...gak harus serepot si penjual sendok sayur untuk dapet sesuap makanan.

Ni tulisan dibikin dalam keadaan rada gak konsen, jadi maaf banget kalo amburadul gini bahasanya.