Tuesday, June 26, 2007

KARENA SETIAP ANAK BERBEDA

Tulisan berikut aku ringkaskan dari tulisan Fauzil Adhim yang dimuat di Majalah Hidayatullah edisi Juli 2005.

Ada studi menarik. Dari 120.000 orang yang dianggap sebagai tokoh-tokoh berpengaruh, sebagian besar ternyata bukan anak pertama. Tapi mereka juga bukan anak terakhir.

Anak-anak pertama bukannya tidak berhasil, tapi umumnya kurang memiliki kemampuan inovasi. Sikap kritis juga kurang berkembang sebagimana anak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

Tapi bukan anak terakhir. Anak-anak bungsu kerapkali memiliki ketergantungan yang cukup besar pada orang lain, cenderung manja, tidak mandiri, dan kurang mampu menentukan sikap dengan cepat dan mantap.

Itulah kenyataannya…anak-anak cenderung berbeda karakter dan cara berpikirnya karena urutan kelahiran. Walaupun, sebenarnya ini bukan akibat langsung, karena ada peran orang tua di sana. Karenanya menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Kecenderungan alamiah orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya harus dibarenagi dengan kekuatan pemahaman dan keluasan wawasan dalam hal pendidikan anak dan kepengasuhan, kehati-hatian dan usaha yang kuat untuk bersikap adil pada anak.

Orang tua punya kewajiban untuk memberikan kasih sayang secara proporsional kepada setiap anak. Hingga urutan kelahiran anak, jumlah anak, dst tidak akan menjadikan anak-anak kita berlaku sibling rivalry (persaingan antar saudara). Persaingan yang dimaksud adalah persaingan perhatian misalnya, akibat salah satu dari mereka merasa terabaikan, kurang kasih sayang, dll.

Anak tunggal, anak pertama atau anak bungsu yang mendapat pendidikan secara tepat dari orang tua yang memiliki kepekaan, kewaspadaan terhadap perkembangan serta bekal ilmu yang memadai insyaAllah bisa menjadi pribadi yang berpengaruh. Imam Syafi’I yang anak tunggal telah membuktikan hal itu. Dan ingat juga nasihat Umar bin Khaththab, kita tidak tahu mana di antara anak-anak kita yang paling besar barakahnya.
Note : Buat yang belom married (aku juga sih, he..he..), tulisan ini bukan bermaksud menjadikan kalian makin takwa –takut walimah- lho…