Wednesday, October 24, 2007

ISYARAT CINTA PADA MAKANAN KITA

tulisan ini pernah aku kirim di blog bang Arif : http://abangariefsalman.blogspot.com

aku posting di sini karena ada kaitan dengan tulisan yg jg akan aku posting hari ini

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (80:24).

Al-kisah ketika seorang bayi akan dilahirkan di dunia, dia sangat khawatir akan keselamatan dan kebahagiaannya hingga terjadilah dialog antara si bayi dan Tuhannya sebagai berikut.

Bayi : “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?”

Tuhan : “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawat dan mengasihimu.”

Bayi : “Tapi di sini, di surga ini, aku tak berbuat apa2, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.”

Tuhan : “Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.”

Bayi : “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?”

Tuhan : “Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia.”

Bayi : “Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”

Tuhan : “Malikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdo’a.”

Bayi : “Namun, ku dengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”

Tuhan : “Tenang, Malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu.”

Bayi : “Ya tuhan tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.”

Tuhan : “Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, aku akan selalu ada si sisimu.”

Bayi : “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku.”

Tuhan : “Nama Malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: “Ibu…”

Itulah Ibu, ‘malaikat pelindung’ yang telah Allah pilihkan untuk kita. Darinya kita mendapatkan makanan untuk pertama kali, bahkan ketika kita masih berbentuk janin. Penjelasan biologinya begini : Apabila zigot telah terbentuk dalam rahim, Allah swt, Maha Pemberi rizki, mengarahkannya ke tempat rizkinya yang telah disiapkan. Zigot ini menempel pada dinding rahim di tempat yang tepat baginya untuk menempel. Setelah menempel, batas antara zigot dengan dinding rahim seperti lebur dengan rancangan amat sempurna sehingga zigot ini mendapatkan hubungan langsung dengan darah ibu dan mendapatkan makanan dari makanan ibu. Hal ini berlangsung sampai janin keluar dari perut ibunya.

Fase selanjutnya adalah ketika sang bayi telah lahir dan tali pusatnya dipotong. Pun Allah masih mempercayakan pada Ibu untuk mengasup sumber makanan baru bagi bayi yaitu air susu ibu yang sebelum itu tidak ada. ASI mengandung zat-zat makanan yang bergizi seperti anti bodi, lemak, protein, beragam vitamin, dan zat-zat lain yang dibutuhkan bayi. Dengan tadbir (perencanaan) yang amat detil Allah swt menjadikan ASI amat sesuai dengan lambung bayi, dimana ASI semakin padat seiring dengan semakin kuatnya lambung bayi dalam menghancurkan zat makanan.

Maka dari penjelasan di atas bisa menjadi jelas bahwa melalui makanan Allah hendak mempertautkan kita dengan Ibu sedemikian rupa sehingga wajarlah jika beliaupun harus mendapatkan penghormatan tertinggi setelah Allah SWT.

1 comment:

Anonymous said...

BENER JUGA YAA.....