Wednesday, July 25, 2007

KEBERSAMAAN DALAM MENDIDIK BUAH HATI…(Kado 4)

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa mendidik anak hanya tanggungjawab istri. Padahal gak bisa demikian, buah hati adalah generasi yang dimanahkan di pundak suami-istri secara bersama-sama.
"Mendidik anak itu lebih baik daripada bersedekah secupak." (HR Thirmidzy).
"Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yg lebih baik daripada (pendidikan) yg baik dan adab yg mulia." (HR At-Tirmidzy) "
Berlaku baiklah terhadap anak-anakmu dan ajarkanlah mereka adab yg baik" (HR Ibn Majah) "
Bila seorang meninggal, terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: amal jariah, ilmu yg bermanfaat, dan anak yg soleh yg berdoa untuknya." (HR Muslim)
Keberhasilan dalam memilih pasangan yang sholih/sholihah akan berbanding lurus dengan keberhasilan dalam pernikahan dan upaya mendidik anak dengan tarbiyah Islamiyah yg diharapkan. Sebisa mungkin, anak-anak tidak mendengar pertengkaran orangtuanya, karena hal itu secara langsung akan mempengaruhi kondisi kejiwaannya. Karena itu, tanggung jawab ortu yg pertama dalam pendidikan anak-anak adalah membangunkan rumah tangga yang harmonis (baiti jannati). Rumah ‘jannah’ akan menghasilkan generasi sholih, sebagaimana firman-Nya:"Dan orang-orang yg berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa." (QS 25:74)
Anak-anak lahir dalam keadaan fitrah. Tarbiyah yang baik akan menjadikannya sholih, sebaliknya rumah yang tidak membuatnya nyaman karena pertengkaran sang ibu dan ayah menjadikan hilang kefitrahannya. Rasulullah SAW telah bersabda:"Anak-anak itu lahir dalam keadaan fitrah, adalah ibu bapaknya yg menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari dan Muslim).
Oya, satu lagi nih. Ada syair yang indah tentang pendidikan anak berikut ini :
Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan
Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia belajar tentang iman
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia
(Dorothy Law Nolte)

2 comments:

Anonymous said...

sajak'e wis pengan nich!!!!!!!

Anonymous said...

mbo' buruan!!